Jumat, 04 November 2016

Laser CO2 di Natasha Skin Care

Hehehe... Keadaanku sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Setelah teman-temanku banyak membantu memulihkan rasa sakit hatiku. Aku memang sempat sangat hancur, tapi kemudian aku memilih untuk bangkit dan memaafkan semuanya.

Anyway, kemarin aku melakukan sedikit perubahan pada wajahku. Aku mempunyai tahi lalat (nevus) di atas bibir yang cukup besar yang membuat aku merasa kurang percaya diri. Kemudian akhirnya aku memutuskan untuk datang ke Natasha Skin Care, karena sebelumnya juga aku merupakan customer Natasha. Pagi aku berkonsultasi dengan dokter, tentang bagaimana prosedurnya, bagaimana proses lasernya, dan tentu berapa harganya (hahaha). Oke, 2 titik tahi lalat sudah diputuskan 750 ribu. Ku anggap ini masih relatif murah, karena aku pernah datang ke dokter spesialis kulit dan kelamin 1 titik dihargainya 300 ribu itu di tahun 2010. Kemudian setelah selesai berkonsultasi, aku memutuskan untuk laser di sore harinya. Karena saat itu pekerjaanku masih cukup banyak mengingat di akhir bulan.

Well, waktunya dieksekusi. Hahaha. Sore hari aku datang kembali ke Natasha. Langsung tanpa menunggu lama. Di ruang yang sudah disediakan, titik yang akan dilaser diberi anastesi terlebih dahulu. Dokter yang mengeksekusi berbeda dengan dokter yang pagi tadi ku datangi untuk berkonsultasi. Lalu ditanyanya aku, yang kecil-kecil nggak sekalian diambil mbak? (ku pikir saat itu kalau diambil semua biayanya pasti akan lebih mahal). Ku jawab, nggak usah deh dok. Tapi dokter yang super duper ramah itu kembali meyakinkan. "yakin mbak nggak mau?". Hahahaha akhirnya kuberanikan diri bertanya, "itu ngaruh di harga nggak dok?". Dokter cantik itu bilang sebenernya sih ngaruh, tp kalau mau nggak apa-apa. Saya laser sekalian. Yes, itu artinya gratis (hehehe). Ada sekitar 7-8 titik yang diberikan cuma-cuma oleh dokter cantik. Alhamdulillah rejeki anak (mencoba) soleha.

Eksekusi yang ku pikir akan memakan waktu sangat lama, ini hanya berlangsung sangat cepat. Kurang dari 30 menit! Perawat Natasha bilang, kalau mbak tahan sakit prosesnya memang nggak lama mbak. Padahal ketika di laser aku beberapa kali meringis kesakitan. Tp nggak sesakit bayanganku di awal. Oh yaa, untuk anastesinya, kalau tahi lalat kecil cukup dioles, tapi kalau besar harus disuntik. Dan ada satu tahi lalat ku yang di atas mulut harus disuntik. Karena relatif cukup besar.

Tiba saat bayar, jeng-jeng. Setengah deg-degan karena takut kalau ternyata dokter cantik nyuruh aku buat bayar sesuai dengan jumlah tahi lalat yang dia eksekusi. Eh tapi alhamdulillah, enggak. Total semuanya 794 ribu. Dimana 750 ribu untuk biaya laser, dan 44 ribu krim antibiotik yang dioleskan ke bekas laser selama seminggu. Jadi selama 24 jam bekas laser dilarang kena air. Dan selama 7 hari berhenti sementara memakai krim dan bedak. Oh iyaa, untuk lokasinya sendiri di Natasha Skin Care Kediri ya, bisa jadi beda kota beda harga. Jadi ada baiknya konsultasi dulu.

Sekian deh sharing dari aku yang melakukan laser CO2 untuk menghilangkan tahi lalat. Semoga membantu yaa...

Minggu, 23 Oktober 2016

Tak pernah seburuk ini sebelumnya

Setelah rentetan kejadian kemarin, aku merasa inilah puncaknya. Tubuhku merasa sangat sakit, otakku tidak bisa berpikir rasional, dan hati... Ah sudahlah.

Hari ini ke kantor dengan wajahku yang super pucat. Entah masih bisa profesional atau tidak. Yang jelas dalam pikiranku sekarang aku hanya ingin pulang, menangis dalam pelukan orang tuaku. Aku merasa lelah. Sendiri di kota orang dan dihantam berbagai masalah. Aku hampir menyerah. Aku tidak bisa lagi memaksakan diri untuk berpura-pura tegar menghadapi semua ini.

Aku butuh waktu untuk memulihkan segala rasa sakit hatiku. Mencoba mengikhlaskan setiap perbuatan mereka. Memaafkan apa yang memang seharusnya. Menerima kenyataan sebenarnya. Aku bukan Tuhan. Aku juga mempunyai rasa, hanya saja aku meminta untuk diberi kekuatan mengikhlaskan segala sesuatunya.

Sabtu, 27 Februari 2016

Minggu kedua di Kota Baubau

Sudah dua minggu aku berada di kota ini. Banyak pelajaran yang sudah aku dapatkan di sini. Orang-orang di kantor ini juga sangat baik mau menerima kedatangan kami bertiga. Mulai dari pimpinan cabang hingga office boy nya sangat baik. Aku merasa sangat diterima di sini, tapi bukan berarti aku tidak merindukan 25 temanku yang lain.

Hahaha, ada salah satu surveyor di kantor yang menyukaiku. Padahal dia sudah bertunangan. Dan dia rela memutuskan hubungan pertunangannya demi aku. Damn! Sebenarnya tidak semengerikan itu. Karena sebelum kehadiranku hubungan mereka memang sedang tidak baik. Akhirnya sang surveyor menyatakan cintanya padaku, God! Lagi-lagi aku di hadapkan oleh pacar orang yang minta ditikung. But no! Aku tetap pada prinsipku untuk tidak menjadi orang ketiga dalam hubungan siapapun. Walaupun pada akhirnya memang hubungan mereka tidak bisa diselamatkan, tapi setidaknya aku pun tidak berpacaran dengan si surveyor.

Siang ini, cuaca di Kota Baubau mendung cenderung akan turun hujan. Jadi dapat ku pastikan bahwa hari mingguku akan berakhir di kos saja. Membusuk di kos seperti minggu sebelumnya.

Kamis, 25 Februari 2016

Baubau, 25 Februari 2016

Lama tidak pernah menulis, aku datang dengan berita baik. Aku diterima di salah satu perusahaan pembiayaan terbesar di Indonesia yaitu PT. Mandala Multifinance melalui jalur MMDP atau Mandala Managerial Development Program. Jalur percepatan untuk menuju tangga kepemimpinan. Aku, seorang dari background pendidikan "minoritas" mampu mengalahkan ribuan orang di Indonesia. Yaa, itu suatu kebanggaan.

Aku, bersama 27 orang lainnya dikumpulkan dalam satu atap di kota Jakarta selama 2 bulan. Menempuh pendidikan tentang pembiayaan kendaraan bermotor roda dua. Benar-benar keluar dari bidang yang ku pelajari selama ini di bangku perkuliahan.

Setelah 2 bulan di Jakarta, dari tanggal 11 Desember 2015 - 12 Februari 2016, sekarang aku berada di Pulau Buton. Sebelah tenggara pulau Sulawesi. Yak, hidupku memang sudah ku abdikan untuk perusahaan. Karena dari awal aku sudah berkomitmen untuk siap ditempatkan di seluruh Indonesia.

Awalnya, ketika tau aku mendapatkan penempatan di Pulau Buton, aku benar-benar syok. Semalaman aku menangis karena sama sekali tidak ada bayangan. Namanya pun baru ku tahu setelah browsing di internet.

Ini adalah hari ke 12 ku di kota Baubau. Belajar secara langsung bagaimana proses kerja perusahaan pembiayaan. Memang, aku tidak lama di kota ini. Hanya 2 bulan saja, namun jujur ini terasa sangat berat karena aku harus jauh dari orang tuaku. Tapi orang tuaku selalu menekankan kejarlah apa yang kamu cita-citakan selagi masih muda dan bekerja keraslah di waktu muda supaya bisa menikmatinya di masa tua. Sungguh, aku merindukan orang tuaku :(

Anyway, tentang laki-laki yang pernah aku ceritakan, dia sudah lulus dan resmi menyandang gelar sarjana. Kami masih tetap berteman baik, dan akupun sudah tidak berharap tentangnya. Aku hanya ingin fokus mengejar impianku. Dan tentang mantan pacarku, sekali lagi aku mencoba kembali padanya, namun gagal. Dia terlalu posesif, sementara keadaanku sudah tidak lagi sama. Aku harus berusaha keras untuk menyerap semua ilmu baru yang ku dapat selama proses belajar.